This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, March 08, 2019

Untukmu yang memilih jalan menjadi penghafal Al-Qur'an

Ketika engkau memilih jalan sebagai seorang penghafal Al-Quran, maka sungguh engkau telah mengambil suatu amanah yang amat berat..

Amanah yang akan engkau pertanggungjawabkan dunia dan akhirat.
Amanah yang mengharuskanmu mengurangi waktu selain Al-Quran.

Amanah yang selalu menuntutmu untuk memantaskan diri.
Amanah yang membuatmu tak sama seperti temanmu yang lain yang bebas melakukan apa saja, berteman dengan siapa dan pergi ke mana saja.

Amanah yang akan membuatmu sering menangis ketika hafalanmu buruk.
Amanah yang akan selalu mempertanyakan komitmenmu terhadapnya.

Amanah yang akan selalu membuatmu merasa bersalah ketika melakukan satu dosa saja.
Amanah yang akan mengurangi waktu istirahatmu.

Amanah yang menuntutmu untuk selalu berinteraksi dengan Al-Quran.

Begitu beratnya amanah ini sehingga dari sekian banyak hamba Allah di muka bumi, Allah percayakan amanah ini pada pundakmu.

Gunung saja tidak sanggup memegang amanah ini, namun Allah memilihmu, karena Allah tau bahwa kamu bisa menjaga amanah ini; amanah yang In Sya Allah akan mengantarkanmu ke surga melalui jalur VIP.

Amanah yang akan membuatmu bisa membalas jasa kedua orang tuamu di akhirat kelak.

Amanah yang akan mengangkat derajatmu di dunia dan di akhirat.

Amanah yang akan menjadikanmu salah satu keluarga Allah di muka bumi.

Amanah ini akan membawamu kepada dunia yang tidak akan dirasakan oleh mereka yang tak mau mencoba mengambil amanah ini.

Kapan amanah ini selesai? Amanah selesai setelah kita dan keluarga kita masuk ke dalam surga-Nya Allah.

Jangan pernah menyerah, jangan pernah lelah, jangan pernah berhenti..
karena untuk memetik mawar saja kadang kita harus terluka dan sakit apalagi untuk mendapatkan kebahagiaan surga, pasti butuh perjuangan yang tak mudah..

Masa lalumu adalah hari kemarin.
Hari ini adalah usahamu.
Hari esok mungkin engkau sudah tiada.
Di masa lalu engkau blm kenal dengan Al-Quran.

Semoga kita selalu di beri keistiqomahan dalam membaca dan menghafal Al-Qur'an. Amiin

#Copas

Selfreminder

Tuesday, February 21, 2012

Memori bawah sadar seorang penghafal Al-Qur'an

Seorang sahabat kandidat doktor di Mesir bernama Asep (bukan nama asli) pernah bertutur.

Ia menjenguk professor pembimbingnya yang tergeletak koma di rumah sakit.

Saat berkunjung, Asep dapati sang professor terkulai lemas di ranjang dengan berbagai kabel dan selang di tubuh.

Asep berbincang dgn keluarga professor tentang sakit yang dialami. Usai berbincang, Asep dipersilahkan mendekat. Namun keluarga professor tersebut berpesan agar tidak melakukan apa-apa di dekat professor, sebab beliau tidak akan merespon, kecuali diperdengarkan Al Quran.

Asep mendekat ke tubuh professor yang tengah berbaring.
Nafas beliau tersengal-sengal meski sudah dibantu oksigen dlm selang yang masuk ke tubuhnya.
Asep merasa iba namun ia tak kuasa membantu selain membacakan Al Quran.

Saat Asep membaca taawudz & basmalah..., terlihat sang professor berangsur tenang. Seolah ia pasang telinga dengan baik & menyimak bacaan Al Quran.

Asep merasa senang dan ia lanjutkan membaca. Ayat demi ayat ia lantunkan. Tak sadar saat keasyikan membaca, tiba-tiba tangan sang professor mencengkramnya.

Asep kagum sebabprofessor mampu mengangkat tangan beliau dan menyentuh tangannya. Asep melanjutkan bacaan, namun sang professor mencengkram tangannya lebih keras lagi.

Asep pun mengulangi bacaan Al Quran yang dihafalnya berulang kali, namun tangan itu belum mau lepas.

Sadarlah Asep... Ada hafalan Al Quran yang terlupa ia baca. Setelah ia baca dengan benar..., tangan professor itu pun terlepas.

Seketika Asep menitikkan air mata di ruang rawat rumah sakit tersebut.

Ia bertutur kisahnya ini kepada saya dengan berujar, "Subhanallah..., saya menyaksikan bagaimana Al Quran tidak akan pernah hilang dari diri mukmin. Di saat kesadaran hilang bahkan keluarga tercinta tiada dikenal, namun hafalan Al Quran menuntun penghafalnya untuk selamat dalam kekalutan hidup."

Professor itu kini telah tiada. Membawa Al Quran pada jiwanya menghadap Allah Sang Maha Pencipta.
Sebuah pelajaran yg menjadi motivasi hidup untuk Asep, saya dan mungkin Anda..., bahwa hidup bersama Al Quran pasti bahagia, dan tak pernah terlupa. Ia terhujam menjadi memori bawah sadar bagi mereka yang menghafalnya.

Ustadz Bobby Herwibowo

Tuesday, February 07, 2012

Melatih kecerdasan emosi (EQ) pada anak

Ciri-ciri anak yang mempunyai EQ tinggi adalah sebagai berikut:

Responsibility: Mempunyai rasa tanggung jawab
Self Motivation: Mampu menggali motivasi untuk maju
Self Regulation: Mampu mengontrol keseimbangan diri (emosi)
People Skill: Kemampuan bekerjasama dengan orang lain
Apakah buah hati anda memiliki ciri-ciri tersebut?

Ciri-ciri kecerdasan ini sebenarnya dibentuk sejak dari bayi,  Sebenarnya dalam pengamatan saya, emosi bayi terbentuk jauh lebih awal, sebelum anak itu dilahirkan ,semasa anak itu berada dalam perut ibu .Maka ibu yang risaukan sesuatu semasa mengandung akan mendapat anak yang cepat risau. Banyak kajian telah dilakukan tentang kesan memberi stimulasi yang positif terhadap janin yang belum dilahirkan. Salah satu dari kajian telah di lakukan di Hospital Hua Chiew di Bangkok.

Pakar Obstetrik bernama Chairat Panthuraamphorn telah membentuk kajian dari masa janin berumur 12 minggu untuk memaksimakan potensi janin dan juga menjaga emosi positif terhadap kandungan yang tidak dikenali. Hasil kajian telah menunjukkan perbedaan yang setara semasa bayi.

Kini orang tua semakin peduli dengan karakter anak, sejak mulai dipopulerkannya konsep kecerdasan emosi (EQ), Para orang tua semakin sadar dan yakin bahwa keberhasilan anak tidak lagi cukup dengan ketrampilan teknis (IQ) dan pengetahuan ilmiah, namun juga dengan kemampuan pengendalian diri dan hidup bermasyarakat.

Secara garis besar ada dua hal utama dalam kecerdasan emosi, yaitu mengenali dan mengelola emosi. Langkah pertama mengajarkan kecerdasan emosi adalah mengenalkan berbagai jenis emosi kepada anak. Bagaimana caranya?

Tips sederhana dalam mengajarkan kecerdasan emosi adalah dengan sering menyebutkan berbagai jenis emosi kepada anak. Misalnya anak sedang cemberut, maka sebagai orang tua kita dapat menegaskan situasi emosi tersebut kepada anak, misalnya dengan menanyakan, Adik cemberut, apa sedang kesal? Adik kesal apa karena Ibu melarang nonton TV? Dengan demikian anak dipandu untuk terbiasa mengenali kondisi emosi dirinya dan penyebab munculnya emosi itu.

Ketika orang tua marah, sedih, bingung, kesal, gembira, dan situasi emosi lainnya, orang tua juga perlu menyampaikan alasannya. Misalnya, seorang anak bermain dan tidak membereskan mainannya setelah selesai, sang Ibu bisa berkata, Adik, Ibu sangat kesal melihat mainan yang berantakan, karena Ibu menjadi repot membereskannya. Ibu akan senang kalau Adik membantu Ibu membereskan mainan sendiri. Dengan pernyataan itu sang anak akan belajar mengenali situasi emosi ibunya (kesal), sebab munculnya (mainan berantakan), dan mengapa sebab tersebut menyebabkan munculnya emosi tertentu (kesal karena repot membereskannya). Perlu ditunjukkan ekspresi yang sesuai dengan emosi saat melatih anak kecil (kalau kesal ya jangan tersenyum, namun tunjukkan wajah serius dan cemberut). Semakin dewasa nanti semakin mungkin menyampaikan emosi dengan ekspresi yang berlawanan misalnya dalam bentuk sindiran (kesal, namun tersenyum).

Apabila anak sedari dini usia telah sering dilatih untuk peka dalam mengenali emosi, maka semakin dewasa akan semakin mudah mengenali emosi, dan akhirnya dapat menyesuaikan sikapnya dengan situasi emosi yang ada.

Pendekatan emosi yg bisa dilakukan untuk Mengembangkan EQ anak :
  • Peka terhadap emosi anak;
  • Menyadari perubahan emosi anak sebagai peluang untuk mendekatkan hubungan dan mendidik;
  • Mendengar secara empati, memahami dan merasakan apa yang sedang anak alami;
  • Membantu anak-anak mengenali dan memahami emosi mereka sendiri;
  • Nyatakan dengan jelas batas atau tahap sesuatu emosi sambil mencari jalan menyelesaikan masalah yang timbul.
Semoga Bermanfaat :)

Monday, February 06, 2012

Allah Maha Besar, namun juga Penguasa hal kecil

Semula saya berpikiran sebagai manusia yang diberi akal, pikiran dan kemampuan fisik,  terlalu merepotkan Allah apabila  kita  meminta hal kecil padaNya, apalagi kalau  persoalan cuma sederhana , kita tak harus mengadu dan meminta jawabanNya karena dengan daya upaya sendiri pasti mampu mengatasinya.

Kesombongan seperti itu  pernah saya punya namun  luruh hanya karena peristiwa kecil saja, dimana dalam perjalanan pulang belasan tahun lalu menuju apartemen di Gosford Australia, saya    mengalami hal kecil namun memberi makna  luas bagi  kehidupan yang dijalani setelahnya.

Ketika itu saya mengendarai Toyota Tarago  sewaan berbekal SIM International yang saya miliki, dijalan Concord  sekitar Olympic Stadium  Homebush yang tengah dipersiapkan untuk olimpiade Sidney . Perjalanan pulang dari salah satu family di Sidney itu saya lakukan minggu malam agar tiba di apartemen malam itu juga karena senin pagi pukul delapan sudah harus bekerja.

>Arah yang saya ambil seharusnya menuju utara ke arah Brisbane, namun cuaca yang gelap di pukul Sembilan malam ditambah tanda-tanda papan konstruksi yang menutup petunjuk arah jalan membuat saya malah meluncur kearah Canbera di selatan. Jadi ibarat hendak pulang ke Bekasi, saya justru mengambil arah Tol Jakarta merak, salah arah seratus delapan puluh derajat.

Satu jam karena lalu lintas sepi, penunjuk jalan yang tertulis hanya M2 Motorway dan bertemu Southern Motor way. Setelah sekian lama  perjalanan, baru saya menyadari kesalahan itu, Jalan masuk ke  Motor way ini tak berpintu, tahu-tahu mobil masuk kejalan berlajur empat yang lebar. Karena sadar salah arah maka hal pertama yang dilakukan adalah mencari putaran balik ke utara yang sayangnya baru dijumpai berpuluh kilometer kemudian.

Begitu melihat putaran menunjuk arah Fairfield di depan mata, segera saya memutar kemudi ke kiri menuju jalan keluar untuk berputar, namun…tiba di ujung jalan keluar ternyata pintu gerbang otomatis  model pintu e-toll card menghadang di depan.Disamping mesin pintu tol yang tak berpenjaga saya terpaku karena tak punya kartu, lagi pula memang saya tak tahu itu adalah jalan tol ketika masuk, Ini seperti jebakan batman. Bagi yang tak punya kartu tol, disediakan sebuah ring mirip ring basket lengkap dengan jalinan tali mirip keranjang yang memungkinkan orang untuk bisa membuka pintu tol dengan melemparkan uang coin 1,5 dollar dan sensor akan bekerja. Suasana sunyi senyap, bahkan selama sepuluh menit didepan gate karena
kebingungan  tak ada satupun mobil yang melintas atau menunggu dibelakang saya.

Saya rogoh kantong dan celakanya tak ada satupun uang receh yang saya punya dan hanya tersedia di dompet beberapa lembar uang lima puluh dollar yang belum sempat saya tukar dengan uang kecil.  Dua puluh menit menunggu orang lewat saya mundurkan mobil dan menepi di bahu jalan depan gerbang sampai akhirnya tak lama muncul satu pick up dengan lelaki tegap mendekat gerbang  tol.

Sebelum ia membuka pintu saya hampiri pria kulit putih ini untuk meminta bantuan atau paling tidak menukar uang. Tapi dengan suara beratnya yang ramah ia menggeleng dan hanya punya uang cukup untuk membuka gerbang bagi mobilnya saja, kebaikannya muncul ketika ia meminta saya menempelkan bumper kendaraan dibelakang pick upnya agar bisa keluar bersamaan, namun pintarnya pintu otomatis, pintu itu menutup segera
ketika buntut pick up  melaju. Mirip episode mister bean yang terjebak di tempat parkir, saya hanya bisa terdiam di balik gate yang tertutup. Pria ini berhenti dan menyesal sekali tak bisa membantu meski saya merelakan uang lima puluh dollar saya untuk di tukar dengan satu buah koin sebesar satu dollar dan satu keping koin lima puluh sen, yang penting bisa keluar. Ketika saya bertanya apakah mungkin saya memungut uang di tempat keranjang mirip ring basket itu, ia mengatakan kamera akan aktif dan alarm akan berbunyi. Sebuah pilihan yang tak ingin saya ambil karena resikonya harus meringkuk di jeruji besi kantor polisi.

Gate ke Fairfield ini terletak di tanah pertanian yang sunyi dan hanya terhampar ladang gandum seluas mata memandang malam hari, tak seperti jalan jagorawi yang sarat dengan kendaraan apapun selama dua puluh empat jam, di jalan ini kendaraan hanya lewat satu dua saja dalam setengah jam, itupun tak belok ke gate Fairfield. Patut dimaklumi mengapa gate ini tak perlu ada penjaga karena si penjaga akan tak bekerja apa apa selama malam hari.

Saya terpaku dibahu jalan, menunggu kendaraan yang tak satupun lewat hingga pukul satu dinihari, padahal di pukul delapan pagi, saya harus sudah berada di kantor lagi dengan resiko jika tak hadir akan mendapatkan problem besar, pasti tak ada pemakluman bagi pekerja dari Asia seperti saya.

Selama malam itu, hanya lelaki ber pick up dan sebuah truk besar yang melintas di gardu tol itu, tak ada yang lain, keduanya tak bisa membantu. Sunyi dan dingin malam saya lalui dengan pikiran tak karuan. disinilah saya teringat Allah, di antara embun dan angin dingin dinihari saya di bawa  oleh situasi untuk menyadari bahwa saat itu adalah saat sepertiga malam dimana Allah mengabulkan doa setiap orang yang tulus meminta. Malam itu saya tak meminta untuk hidup bahagia, atau hidup bergelimang harta benda, yang saya inginkan adalah bagaimana membuka pintu tol dan Allah bisa memberikan saya dua keping uang logam, satu setengah dollar.

Pukul dua dinihari saya tunaikan shalat Isya dalam mobil dengan bertayamum lalu meluncur doa sederhana  agar saya bisa kembali ke kantor esok pagi dan “ Berikan saya uang logam ,ya Allah!”

Selesai berdoa, pikiran terbuka. Dengan asumsi mobil yang saya gunakan adalah mobil sewaan maka saya berinisiatif membongkar semua sudut lantai dan kompartemen di mobil. Karpet lantai saya sapu habis dan setiap kotak penyimpan saya keluarkan isinya berharap penyewa sebelumnya meninggalkan koin yang terjatuh di dalam mobil. Subhanallah, Uang logam satu dollar berwarna tembaga saya temukan di antara tongkat persnelling dan karpet!

Satu dollar! Artinya enam puluh enam  persen doa saya malam itu  terjawab langsung dan sayangnya tiga puluh empat persen masih tersisa, yaitu sekeping uang lima puluh sen yang belum saya dapatkan untuk bisa membuka pintu tol.

Setengah jam menjelang pukul tiga doa belum juga terjawab sampai satu titik dalam doa yang tak pernah putus, saya menyalakan mesin mobil untuk memanaskan mesin. Lampu depan saya nyalakan dan saya mundurkan mobil untuk menghilangkan kebosanan. Ketika duduk terpaku dibalik kemudi, kilatan warna perak muncul di rerumputan bahu jalan memantulkan sinar lampu mobil yang saya  hidupkan. Saya melonjak keluar dan berharap sesuatu yang baik dan ternyata ketika dihampiri, kilatan perak itu muncul dari sekeping uang lima puluh sen yang tergeletak di rerumputan.

Seratus Persen doa terjawab sudah, saya menggenggam satu setengah dollar dipukul tiga dinihari dan dengan hati was-was saya lemparkan dua koin itu ke dalam ring sambil berharap tak ada sesuatu yang malfunction pada gate, dan.. pintu terbuka. Allah menunjukkan kuasaNya dalam perkara sederhana.

Keluar dari sana saya tak berani kembali kejalan yang sama hingga saya mendapatkan satu POM bensin yang bisa memberi saya uang recehan untuk kembali masuk ke jalan Motorway ke arah Utara. Petugas POM bensin mengatakan bahwa saya telah berada seratus delapan puluh kilometer dari apartment saya.

Allah, senantiasa dihadir-hadirkan oleh kita hanya pada saat kejadian besar menimpa. Permintaan akan sesuatu yang tidak sederhana sering kali baru menyadarkan kita untuk menghadirkan Allah dalam prosesnya, sementara dalam perkara sederhana, manusia seringkali jumawa dan menganggap Allah tak perlu hadir lebih dulu karena sebagai manusia pintar, banyak akal,berpendidikan tinggi, networking yang kuat maka masalah
sederhana bisa diselesaikan oleh kita saja. Padahal selembar daun jatuh di hutan sunyipun pada dasarnya Allah berperan dalam ijinNya.

Pukul setengah delapan pagi, saya muncul diparkiran kantor di kawasan sommersville, tanpa mandi tanpa gosok gigi, tanpa tidur,  dengan berbekal kemeja dan sepatu dalam bagasi karena tak sempat lagi menyambangi apartment, untuk menghadir meeting awal kerja di senin pagi.

Pagi itu.. hari itu adalah hari besok yang saya kuatirkan pada hari kemarin. Selalu muncul yang terbaik di hari ini karena Allah selalu memberikan yang terbaik dari doa-doa sederhana kita yang berharap kebaikan dihari sebelumnya. Yang membawa  mobil dari Fairfield ke depan halaman parkir kantor itu bukan saya , namun campur tangan Allah dalam hal kecillah yang memberikan kunci bagi seluruh proses berjalannya arah kejadian malam hingga dinihari .

Allah Maha Besar, namun Dia pun berkuasa untuk hal-hal yang kecil. Maka mintalah padaNya dalam setiap kesempatan dan persoalan